Ngomong-ngomong lho tau gak dengan cuaca di Pare, ya iya lah gak tau gitu lho,,, karena lho kan belum datang dan merasakan bagaimana cuaca d sana,,, so, mulai hari ni yuk kita kunjungi sambil kita lesehan,,, ya di rumah lho la kali,,, masa d rumah gue. he,,,he,,,he,,, perbandingannya mungkin sangat jauh bila dibandingkan dengan kota diluar Jawa kebetulan saya dari Sumatera Selatan atau Palembang (luar Jawa), walaupun kota, tapi cuaca di Palembang cukup rendah suhu panasnya dibandingkan dengan Pare. Tapi yang uniknya lagi, ketika saya kunjungi kota Kediri, ya yang pasti dikota-nya lah,,, saya pikir disitu sangat sejuk dan banyak dedaunan atau pepohonan yang mengehembuskan angin di pagi, sore dan siang serta malam hari dengan sepoi-sepoi. Dan sangat berbeda sekali dengan Kecamatan Pare walaupun jarak antara Pare ke kota Kediri itu menempuh waktu sekitar 45 menit sampai 1 jam cuacanya begitu Hot.
Saya pernah lihat teman-teman di Camp, ketika saya selesai (pulang) dari class (kursusan) disana, saya temukan sebagian teman-teman telah melepaskan si itu thu,,, ah, lho jangan piktor dulu donk,,,!!! yang pasti pakaiannya lah, seperti kemeja, kaos, dan hanya tersisa (Colour). Ops, salah,,, kalau itu mah warna guys,,, (translate bahasa Inggrisnya). But, color guys atau celana pendek,,, ha,,,ha,,,ha. Pertanyaan besar timbul mengapa bisa terjadi mereka bisa demikian, ya jawabannya adalah karena so hot-nya siang hari di sana guys,,,! memang bagi warga dan teman-teman yang berasal dari sana sih biasa-biasa aja, mungkin bisa jadi karena faktor kebiasaan aja, “katanya (terang teman berasal dari Pare)”.
Kampung Inggris itulah yang sering dikenal oleh kebanyakan orang baik dalam Jawa atau diluar Pulau Jawa. Gak tau yah mengapa faktornya, hmmm,,, aha,,, I get it, like this di sanakan ada 2 kampung atau desa yang semuanya itu penuh dengan bahasa asing seperti Inggris, Perancis, B.Arab, Korea, Jepang, Jerman dan lain-lain, tetapi yang paling mendominasi itu adalah Bahasa Inggris, hampir dimanapun kita menemukan tempat seperti warung kopi (yang sering kami sebut ketan), lapangan, dan bahkan disekeliling kampung tersebut pasti kita akan menemukan teman-teman yang lagi conversation pake Bahasa Inggris.
Lah memang itu kenyataannya kok… mungkin kalau lho mau tau bisa juga sih kunjungi di blog gua aja, atau lho langsung datangi aja,,, aku pikir Pare atau Kampung Inggris tempatnya strategis kok untuk me-exercise skill lho, tapi yang pasti atmosfirnya guys,,,!
Atmosfir di Pare cukup mendukung, disamping tempatnya padat penduduk yang berdempetan dan di sana banyak pula kursusan dan camp yang sering digunakan untuk sarana diskusi bahasa asing khususnya B. Inggris, perlu teman-teman ketahui bahwa Pare adalah sebuah kabupaten, yang dahsyat, dan bisa di sulap menjadi kampung Inggris. Tentunya ada proses panjang yang telah menyelimuti munculnya sebuah kampung Inggris tersebut. Kebetulan ketika itu saya ikut seminar mengenai asal-usul (history) munculnya kampung Inggris, yang diselenggarakan oleh beberapa aktivis di sana, dan bahkan pembicara-nya itupun adalah orang yang pertama kali kursusan dan pencetus sejarah. pengen tau,,, wani piro,,, hehehehe.
Begini ceritanya, ada seorang pemuda (karena dulu beliau masih muda) yang bernama Mr. Kalend, beliau ini adalah sesosok orang yang ulet, rajin, haus akan ilmu, bekerja keras dan bahkan beliau pernah mengatakan ketika diseminar tersebut bahwa kalau cultur orang jawa itu berbeda sekali dengan diluar orang Jawa, orangnya itu ulet-ulet atau tipe pekerja keras, tahan banting “cetus beliau”, disela-sela pembicaraan beliau ketika seminar. Walaupun beliau bukan asli orang Jawa karena beliau sudah lama berkelana didaerah pulau Jawa salah satunya sempat mampir di Pesantren Gontor Ponorogo dan disanalah beliau pernah mengenyam pendidikan meskipun cuma sebentar karena keterbatasan biaya, singkat cerita akhirnya beliau datang ke Pare. Karena keterbatasan biaya kemudian beliau keluar dari pesantren tersebut, dan beliau mencari informasi mengenai keberadaan orang-orang yang cukup berkompeten yang bisa memberikan dia ilmu khususnya dalam bahasa dan effesien budget-nya dan akhirnya beliau mendapatkan informasi yakni di Pare. Secara tidak langsung di Kecamatan Pare tersebut, ada seorang tokoh masyarakat atau ustadz setempat yang pandai dalam ilmu agama bukan hanya itu beliau juga dapat menguasai sekitar 9 bahasa dan beliau adalah ustadz Ahmad Yazid, “masyarakat memanggilnya”. Nah, dari situlah, ketertarikan Mr. Kalend untuk menimba ilmu dengan ustadz Ahmad Yazid. So, ketika beliau (Mr. Kalend) telah berproses untuk menimba ilmu dengan Ustadz Yazid, kebetulan beliau (ustadz Yazid) mau pergi ke suatu tempat, biasalah kalau zaman sekarangnya itu sering kita sebut kunker (kunjungan kerja), pokoknya kayak gitu deh,,, hehehe.
Kemudian ustadz Yazid menyerahkan kepada Mr. Kalend untuk menjadi tutor ataupun pengajar sementara ditempat tersebut karena ketika itu ustadz Yazid telah mengetahui potensi Mr. Kalend, setelah itu (singkat cerita) beliau (Mr. Kalaend) mendapatkan 3 murid yang semuanya itu dituntut bisa berbahasa karena menjelang detak-detik ujian akhir di sekolahnya, dalam jarak tempuh sebentar sekitar 2 minggu walaupun tidak mudah, Mr. Kalend tetap optimis menjalankan sesuai yang telah diajarkan oleh para guru-gurunya baik pengalaman dari gontor maupun beliau menimba ilmu dari ustadz Yazid tersebut. Kemudian dua minggu telah berlalu, setelah itu mereka (3 murid) itu pulang untuk menjalankan tugas berat atau ujian akhir disekolahnya dan alhamdulillah semuanya lulus dengan nilai yang memuaskan. Dengan keberhasilan yang dicapai oleh para murid tadi kemudian mereka mendatangi kembali Mr. Kalend untuk mendalami ilmu yang telah dipelajarinya tadi, dengan membawa beberapa teman-temannya dan semuanya itu berjumlah 7 orang. Kemudian akhirnya Mr. Kalend berinisiatif untuk membuat kursusan karena beliau memandang kursusan itu lebih mudah dalam penyampaian metodenya dan murid pun tanpa ada tekanan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelajar, dibandingkan sistem disekolah yang semuanya harus memakai sistem formalitas. Karena keberhasilan demi keberhasilan dicapai oleh Mr. Kalend kemudian si murid ketika sudah pulang dari kursusaan memberikan informasi kepada temannya yang lain. Dan akhirnya sampai sekarang deh.
Kalau lho mau tau lebih lengkapnya datang aja ke Pare, pokoknya asyik deh,,, hehehe. Nah, dari situlah history-nya. Jadi kesimpulannya adalah walaupun di Pare itu cuacanya panas (hot) tapi sungguh luar biasa sekali atmosfir-nya sangat strategis sekali jika kalian semua, mau mengaplikasikan English lho d sini. So, kalau mau kursusan disini, luruskan dulu niatnya kemudian baru melangkah jangan sampai sia-sia. Ok. Bye-bye.
mau tanya donk.. dari palembang ke kampung inggris abg pakai tranportasi apa y? kira-kira dalam perjalanan harus ekstra hati-hati? ada penipuan or tindak kriminal berlebihan gak bang?
BalasHapusNaik pesawat langsung turun disurabaya. Dr surabaya, naik bis langsung lewat pare.
BalasHapusSaya baru aja pulang dr pare, jalan2 aja.. Hehe